Bisa Turunkan 77 Persen Kasus DBD, Apa Itu Bakteri Wolbachia?

Penelitian untuk mengatasi demam berdarah dengue atau DBD di Indonesia terus dilakukan.

Penelitian terbaru yang dilakukan World Mosquito Program atau WMP Yogyakarta menunjukkan bahwa bakteri Wolbachia terbukti berhasil menekan angka DBD.

Dilansir dari laman resmi Universitas Gadjah Mada atau UGM, penelitian yang dilakukan sejak 2017 itu membuktikan keefektifan menurunkan angka kejadian DBD di 35 dari 45 kelurahan di Kota Yogyakarta.

“Metode Wolbachia dipastikan efektif menurunkan 77 persen kasus DBD di Kota Yogyakarta,” kata peneliti utama WMP Yogyakarta, Adi Utarini.

Penelitian ini menggunakan 12 dari 24 wilayah di Kota Yogyakarta dan sebagian Kabupaten Bantul yang dipilih secara acak untuk mengobati intervensi Wolbachia.

“Di 12 daerah lain tanpa intervensi, setelah delapan bulan sejak pelepasan nyamuk, kami mengontrol pasien demam berdarah yang pergi ke klinik kesehatan,” kata Adi.

Para peneliti memantau nyamuk dan merekrut pasien demam berdarah di puskesmas dengan jumlah 8.144 pasien dengan rentang usia 3-45 tahun.

Keseluruhan pasien tersebut berasal dari 18 klinik kesehatan yang berpartisipasi dalam penelitian ini.

Hasilnya, di lokasi yang telah disebar Wolbachia terbukti mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77 persen.

Intervensi ini jauh lebih efektif dibandingkan pemberian vaksin dengue.

Dari segi pembiayaan juga diklaim lebih murah.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM tersebut menjelaskan bahwa Wolbachia adalah bakteri yang dapat tumbuh alami pada serangga terutama nyamuk, kecuali nyamuk aedes aegypti.

Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue.

Apabila ada nyamuk aedes aegypti menghisap darah yang mengandung virus dengue akan resisten sehingga tidak akan menyebar ke dalam tubuh manusia.

“Penelitian WMP Yogyakarta sudah menghasilkan bukti bahwa di wilayah yang kami sebari nyamuk angka denguenya menurun 77,1 persen dan angka hospitalization karena dengue berkurang 86,1 persen.

Intervensi ini efektivitasnya lebih bagus daripada vaksin dengue,” ujar Adi dikutip dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id.

RAHMAT AMIN SIREGAR

admin

admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *