Ana de Armas Butuh 3 Jam Setiap Pagi Demi Mirip Marilyn Monroe

Ana de Armas kerap bergaya mirip Marilyn Monroe di dalam maupun di luar kamera.

Seperti saat menghadiri pemutara perdana film Blonde, di TCL Chinese Theatre, Selasa 13 September 2022, dia mengenakan gaun halterneck Louis Vuitton yang berkilau dan disulam dengan paillettes perak dan emas.

Siluet itu menandai salah satu gaya khas Marilyn Monroe.

Selain itu, lokasi pemutaran perdana, TCL Chinese Theatre, di California, Amerika Serikat, juga mengacu pada Monroe, yang hidupnya terekam dalam film itu, saat tangan dan jejak kakinya diabadikan di luar teater.

Saat menghadiri acara itu, aktris 34 tahun itu menceritakan tentang transformasi ekstensifnya menjadi ikon Hollywood.

Dia mengatakan untuk menjadi karakter Monroe seperti perjalanan yang panjang setiap hari.

“Itu sekitar tiga jam untuk bersiap-siap setiap pagi,” katanya, kepada Entertainment Tonight, seperti dilansir dari laman People.

De Armas memberikan pujian untuk tim tata rias dan rambut film serta perancang kostum, Jennifer Johnson atas jerih payahnya.

“Kami memiliki lebih dari, saya tidak tahu, lebih dari 100 perubahan pakaian dalam film, dan mereka semua sangat cantik dan ikonik dan segalanya,” lanjutnya.

“Setiap detailnya, Anda tahu, sempurna.” Dia menjelaskan bahwa film yang mendapat tepuk tangan meriah selama 11 menit setelah pemutaran perdana di festival, sangat penting karena mencakup 36 tahun kehidupan mendiang ikon Hollywood.

“Itu proses penuaan, dan penampilan yang sangat ikonik, atau rekreasi film yang dia lakukan,” katanya.

“Setiap hari ketika kami mencapai tampilan itu dan kami melihat ke cermin dan kami tahu kami mendapatkannya sangat, sangat indah.” Saat berbicara kepada pers selama pemutaran perdana film dunia di Festival Film Internasional Venesia awal bulan ini, De Armas mengatakan dia merasakan semangat Monroe saat syuting.

“Saya benar-benar percaya bahwa dia sangat dekat dengan kami.

Dia bersama kami,” katanya, kepada Reuters.

“Dia adalah semua yang saya pikirkan, dia semua yang saya impikan, hanya dia yang bisa saya bicarakan, dia bersama saya dan itu indah.” Dia juga mengklaim bahwa kehadiran semangat Monroe, membuatnya merasa jika dia tidak senang dengan bagaimana mereka menggambarkan dirinya di depan kamera.

“Saya pikir dia bahagia.

Dia juga kadang-kadang melempar sesuatu dari dinding dan marah jika dia tidak menyukai sesuatu.

Mungkin ini terdengar sangat mistis, tetapi itu benar.

Kami semua merasakannya,” jelas De Armas.

Penulis dan sutradara Andrew Dominik, yang mendasarkan film yang tayang di Netflix 23 September, pada novel tahun 2000 Joyce Carol Oates dengan judul yang sama, mengatakan bahwa mereka syuting di apartemen yang sama di mana Monroe (saat itu Norma Jeane Baker) tinggal bersama ibunya yang sakit jiwa, dan mereka bahkan memfilmkan adegan kematian di ruang sebenarnya di mana ikon Hollywood meninggal.

“Itu pasti mengambil unsur-unsur seperti pemanggilan arwah,” kata pria 54 tahun itu, mencatat bahwa pembuatan film dimulai pada 4 Agustus, hari yang sama dia meninggal pada usia 36 karena overdosis pada tahun 1962.

PEOPLE

admin

admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *